Nama
:M. Reza Priambudi
Kelas
:3KB06
NPM
:24117196
Manajemen
Proyek
(soft
skill)
I.
Pengenalan Manajemen Proyek
1.
Latar belakang, sejarah dan motivasi mempelajari manajemen proyek
khususnya TI
-
Laporan Chaos 1995
-
Penelitian Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan proyek akan dibatalkan sebelum mereka pernah mendapatkan selesai
-
Hasil lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan menelan biaya lebih dari 189% perkiraan asli mereka
-
Di sisi keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk perangkat lunak proyek yang diselesaikan tepat waktu
-
Sebuah laporan tahun 2001 menunjukkan bahwa AS menghabiskan $ 2.3 triliun untuk proyek setiap tahun
-
Belanja TI di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 4% dan 6% dalam beberapa tahun mendatang
-
Pada tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US berpenghasilan hampir $ 90,000 per tahun
Di
AS, nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004, menggambarkan
peran manajer proyek penting dalam bisnis
2.
Keuntungan menggunakan formal manajemen proyek
-
Kontrol yang lebih baik di bidang keuangan, fisik, dan SDM
-
Meningkatnya relasi dengan customer
-
Waktu pembangunan yang lebih singkat
-
Biaya yang lebih rendah
-
Kualitas lebih tinggi & meningkatnya reliabilitas
-
Keuntungan yang lebih besar
-
Meningkatnya produktivitas
-
Koordinasi yang lebih baik
-
Moral pekerja lebih baik
3. Pengertian
proyek dan manajemen proyek
Proyek
adalah rangkaian usaha dalam jangka waktu tertentu yang
bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa unik tertentu ,
dilaksanakan oleh manusia dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya melalui rangkaian proses perencanaan, eksekusi dan kontrol
Contoh
Proyek:
-
Membuat desain baru kendaraan di zaman sekarang
-
Mengembangkan produk baru
-
Membangun sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah lingkungan
-
Membuat perubahan dalam struktur organisasi
Proyek
memiliki jangka waktu tertentu yang berarti bahwa rangkaian aktivitas
tersebut memiliki titik mulai dan titik selesai yang pasti
(ditargetkan). Bersifat unik yang berarti bahwa tidak ada proyek yang
menghasilkan produk atau jasa yang identik
Manajemen
Proyek adalah penerapan pengetahuan, kompetensi, keahlian, peralatan,
metodologi, dan teknik didalam proses pengelolaan sebuah proyek
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders) dari proyek tersebut
4. Kendala-kendala
Manajemen Proyek
-
Proyek harus beroperasi dalam lingkungan organisasi yang luas
-
Manajer proyek perlu mengambil pandangan holistik atau sistem proyek dan mengerti bagaimana terletak didalam organisasi besar
-
Kerangka kerja manajemen proyek menyediakan struktur dasar untuk memahami manajemen proyek
-
Konteks manajemen proyek menggambarkan lingkungan internal dan eksternal dimana dimana proyek tersebut beroperasi
-
Rangkaian proses manajemen proyek menggambarkan pandangan umum tentang bagaimana proses manajemen proyek dalam pengelolaan proyek tersebut dilaksanakan dan hubungan keterkaitan antaranya
-
Pengelolaan Waktu proyek termasuk memperkirakan berapa lama memakan waktu untuk menyelesaikan kerja, membangun jadwal proyek yang dapat diterima, dan menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut
-
Pengelolaan Lingkup proyek termasuk menentukan dan mengelola semua kerja yang diperlukan untuk menyeleesaikan kesuksesan proyek
-
Pengelolaan Biaya proyek terdiri dari persiapan dan pengelolaan biaya untuk proyek
-
Proyek pengelolaan Resiko termasuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko yang terjadi di dalam proyek
-
Proyek SDM memperhatikan kegunaan efektif dari orang yang terkait dengan proyek itu
Project
Integration management mempengaruhi dan dipengaruhioleh 8 area
pengetahuan lainnya
6.Alat
dan teknik Manajemen Proyek
Alat
dan tehnik manajemen proyek membantu manajer proyek maupun timnya
dari berbagai aspek manejemen proyek
-
Analisis waktu, bagan Gantt, dan diagram network
-
Perkiraan biaya
-
Perkiraan ruang lingkup
7.
Hubungan manajemen proyek dengan disiplin ilmu lain
-
Sebagian besar pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola proyek yang unik atau hampir unik untuk manajemen proyek (misalnya: analisis jalur kritis dan struktur kerja rincian). Namun PMBOK tidak tumpang tindih dengan disiplin manajemen yang lainnya
-
Manajemen umum meliputi perencanaan, pengorganisasian, staf, melaksanakan, dan mengendalikan operasi perusahaan berlangsung. Manajemen umum juga termasuk mendukung disiplin ilmu seperti pemrograman computer, hukum, statistic dan teori probabilitas,logistic dan personel. PMBOK ini tumpang tindih manajemen umum di banyak daerah- prilaku organisasi, peramalan keuangan, dan teknik perencanaan
-
Daerah aplikasi adalah kategori proyek yang memeiliki elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak dibutuhkan hadir dalam semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal Teknis elemen, seperti pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik kontruksi.Manajemen elemen, seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk baru. Industry kelompok, seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan
8.
Bagan Gantt, diagram Network, dan alat manajemen proyek enterprise
-
Bagan Gantt
-
Diagram Network
-
Alat manajemen proyek enterprise
9.
Profesi dan Sertifikasi Manajemen Proyek
-
Profesi manajemen proyek:
Berbagai
kelompok – kelompok tertentu berminat di berbagai bidang seperti
engineering, berbagai bidang jasa, maupun kesehatan
-
Sertifikasi manajemen proyek:
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
10.
Etika dalam Manajemen Proyek
Seorang
PMP harus mengikuti kode etik yang ada. Karena kode etik adalah
begian penting dari semua manajemen proyek dan seorang PMP harus
bertanggung jawab secara professional
11.
Manajemen Proyek Software
Enterprise
Proyek Manajemen software mengintegrasikan informasi dari beberapa
proyek untuk memperlihatkan status proyek-proyek yang telah
disetujui, aktif, dan akan datang dalam seluruh organisasi Juga
menyediakan link pada informasi yang lebih detail mengenai suatu
proyek tertentu
Sumber:
Information
Technology Project Management, 5th "Edition" , by Kathy
Schwalbe, Thompson Course Technology, Boston-Massachusetts,
2007, Chapter 1 (ibm@ilkom.ac.id)
II.
Konteks Manajemen Proyek dan TI.
1.
Gambaran sistem dari manajemen proyek
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Manajer
proyek yang sukses harus memiliki dan mengembangkan banyak
ketrampilan dan memimpin tim mereka melalui praktek langsung. Proyek
memiliki beberapa atribut, seperti bersifat unik, sementara dan
dikembangkan secara incremental. Sebuah kerangka untuk manajemen
proyek termasuk stakeholder, sembilan bidang pengetahuan, tools dan
teknik, dan menciptakan portofolio proyek untuk menjamin kesuksesan
perusahaan
2.Model Dari System Management
2.Model Dari System Management
Sistem Informasi Sentralisasi (SI Terpusat)
Sistem Informasi Sentralisasi (SI
Terpusat) Merupakan sistem yang menempatkan data informasi Yang terpusat yang
umunya bersifat tertutup untuk umum dan Distribusi terpusat, memiliki mainframe
sebagai sumber basis data dan intranet. Karakteristik utama pendekatan terpusat
adalah termasuk kontrol,efisiensi dan ekonomi misalnya sebuah sistem
pengarsipan terpusat dimana catatan untuk beberapa orang dan unit yang terletak
di salah satu lokasi pusat dan umumnya dibawah kendali orang staf catatan atau
dalam kasus besar sistem pengarsipan terpusat.
-
Sistem Informasi Desentralisasi (SI Terdistribusi)
Sistem Informasi Desentralisasi (SI
Terdistribusi) merupakan Pemrosesan dilakukan dimasing-masing pengguna yang
dibagi menjadi dua yaitu peer to peer dan sistem terdistribus. Penempatan data
atau informasi dan aplikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi
diletakkan secara tersebar karena desentralisasi ini merupakan kebalikan dari
sentralisasi.
3.
Pemahaman mengenai organisasi dan struktur dasar organisasi serta
pengaruhnya pada proyek
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaanya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan
kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
a.
Ukuran (size):
-
Makin besar akan semakin komplek impersonal, semakin lugas , semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan
-
Ukuran menciptakan dilema
-
Tak ada yang tahu ukuran yang optimum
-
b. Jumlah tingkatan hirarkhi:
-
Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi vertikal
-
Sebaiknya tak terlalu banyak
-
Perhatikan efektivitas komunikasic. Struktur kewenangan:
-
Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagi organisasi
-
Siapa saja yang termasuk dalam struktur
-
Bila hanya satu orang bisa timbil kesulitan
-
Pendelegasian wewenang
-
d. Struktur komunikasi:
-
Variabel yang terpenting
-
Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah
-
Juga perlu diperhatikan komunikasi horisontale. Struktur tugas:
-
Sama dengan struktur peranan
-
Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya
-
Apakah semua pekerjaan terbagi habis
-
Apakah semua anggota mendapat peranan
-
Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan
-
f. Struktur status dan prestis:
-
Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yang diberikan
-
Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadi anggota organisasi
-
Apakah prestis terbagi secara merata
-
Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka bagi semua anggota
-
g. Jarak psikologis:
-
Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan)
-
Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi
-
Menunjukkan kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak
Stakeholder
adalah orang-orang yang terkait dalam aktivitas proyek dan setiap
stakeholder mempunyai komitmen untuk bekerja secara profesional dan
bertanggung jawab dalam setiap manajemen proyek kerja. Stakeholder
termasuk tim proyek, manajer proyek, sponsor proyek, maupun user
(pengguna). Para
manajer proyek harus mengambil waktu untuk mengidentifikasi,
memahami, dan mengelola hubungan dengan semua stakeholder
proyek menggunakan
empat frame organisasi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
stakeholder dan harapan. Dalam
hal itu senior eksekutif stakeholder sangat penting di beberapa studi
menyebutkan komitmen manajemen puncak sebagai salah satu faktor kunci
yang terkait dengan proyek sukses
5.
Phase dan siklus hidup proyek
Ada
6 tahap siklus hidup proyek yaitu: Model Water Fall, System
Engineering, Over Lapping Phases, Prototyping, Joint Aplication
Development, Herative Life Cycle. Berikut penjelasan secara
detailnya:
a.
Model Water Fall
- System
/ Information Engineering and Modeling. Permodelan
ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang
akan diaplikasikan ke dalam bentuk software
-
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada
software
-
Design. Proses ini digunakan untuk
mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam
bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai
-
Coding. Untuk dapat dimengerti
oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin,
yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding -
Maintenance
-
Testing / Verification. Sesuatu
yang dibuat haruslah di ujicobakan 2.
System Engineering
-
Maintenance. Pemeliharaan suatu
software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena
software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu
b.
System Engineering
Tahapannya
dengan menggunakan OMT (Object Modelling Technique)
-
Model Objek
-
Model Dinamis
-
Model Fungsional
c.
Over Lapping Phases
-
Komunikasi pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan
-
Perencanaan, yaitu tugas-tugas
untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan
-
Analisis Resiko, yaitu tugas-tugas
yang dibutuhkan untuk menaksir resiko manajemen dan teknis
-
Perekayasaan, yaitu tugas yang
dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi
tersebut
-
Konstruksi dan peluncuran, yaitu
tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang ,
dan memberi pelayanan kepada pemakai
-
Evaluasi Pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan
d.
Prototyping
-
Pengumpulan kebutuhan. Pelanggan
dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat
-
Membangun prototyping. Membangun
prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format
output)
-
Evaluasi protoptyping. Evaluasi ini
dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan
-
Mengkodekan sistem. Dalam tahap ini
prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai
-
Menguji sistem. Setelah sistem sudah
menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan
-
Evaluasi Sistem. Pelanggan mengevaluasi
apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan
-
Menggunakan sistem. Perangkat
lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
e.
Joint Aplication Development
-
Bussiness Modelling. Tahap ini
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan informasi
-
Data Modelling. Tahap aliran
informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek
data
-
Process Modelling. Tahap
dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi
aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi
bisnis
-
Aplication Generation. Tahap
dimana menggunakan component program yang sudah ada atau
membuat component yang bisa digunakan lagi
-
Testing and Turnover. Tahap
pengujian sistem
f.
Herative Life Cycle
-
Perencanaan (Planning). Tujuan
dari tahap perencanaan adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work
plan) formal untuk pengembangan sistem
-
Pendefinisian Knowledge (Knowledge Definition). Tujuan
tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem
-
Perancangan Knowledge (Knowledge Design). Tujuan
tahap ini adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem
-
Koding dan pengujian (Code and Checkout). Tahap
ini menandakan dimulainya pemrograman
-
Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification). Tahap
ini bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan
konsistensi sistem
-
Evaluasi sistem (System Evaluation). Tahap
ini merupakan tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk
menyimpulkan apa yang dipelajari dari rekomendasi untuk perbaikan dan
peningkatan
6.
Siklus hidup produk
Siklus
hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan
manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
-
Tahap perkenalan (introduction)
Pada
tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang
baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.
Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada
merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih
terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah
- Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya
- Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan
- Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya
- Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan
-
Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut
7.
Model Prediksi Hidup Proyek
Pada
bagian prediksi hidup proyek , di sini proyek sudah mempunyai ruang
lingkup atau scope yang jelas , sehingga waktu penyelesaian proyek
dapat di prediksi. Contoh model ini diantaranya adalah:
-
Waterfall Model
-
Spiral Model
-
Increment Building Model
-
Prototyping Model
-
Raid Application Development Model (RAD Model)
Sebuah
fenomena yang unik telah terjadi dalam bidang teknologi informasi.
Fenomena ini dapat dilihat pada seluruh aktivitas yang terdapat
didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang terkait dengan kegiatan
perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi informasi dilakukan
melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat berbeda
dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana
dalam menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan
kegiatan, sasaran yang ingin dicapai, out put yang akan dihasilkan,
pihak-pihak yang terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang
dibutuhkan ditetapkan dengan jelas
Fenomena
diatas mengindikasikan bahwa seseorang yang ingin berhasil dalam
meniti karir di dunia IT, harus memiliki kemampuan yang baik dalam
bidang manajemen proyek teknologi informasi. Selain
diterapkan dalam bidang konstruksi, ilmu manajemen proyek juga tidak
kalah pentingnya untuk diterapkan dalam bidang IT. Nilai proyek IT
yang cukup besar menyebabkan penanganan proyek-proyek IT harus
direncanakan secara matang. Tidak jarang banyak proyek IT yang
mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan, jadwal maupun batasan
biaya yang telah ditetapkan diawal
9.
Fungsi Kerja Manajemen Proyek
Adapun
fungsi kerja dari manajemen proyek, diantaranya adalah :
-
Menentukan lingkup proyek
-
Mengidentifikasi stakeholder, pengambil keputusan, dan prosedur eskalasi
-
Kembangkan daftar tugas rinci
-
Perkiraan waktu yang diperlukan
-
Mengembangkan diagram alur manajemen proyek awal
-
Laporan status proyek
-
Mengelola perubahan proses kontrol
-
Evaluasi proyek yang diperlukan
Seorang
manajer proyek harus memiliki keterampilan yang luas hardskill maupun
softskillnya keahlian yang disarankan yaitu :
-
Keterampilan berkomunikasi yang baik dan tegas
-
Keahlian dalam berorganisasi sehingga dapat membuat rencana dan
menganalisis masalah
-
Keterampilan team-building untuk memotivasi dan bekerja sama pada tim
proyeknya
-
Keterampilan teknologi
-
Keterampilan penyesuaian diri yaitu fleksibel, kreatif, sabar serta
pantang menyerah
-
Keterampilan kepemimpinan agar memberikan visi yang besar untuk
tujuan proyek tersebut
9.
Karakteristik dari manajer proyek yang efektif dan tidak efektif
Effective
project manager:
-
Visioner
-
Kompeten
-
Motivator yang baik
-
Mendukung anggota tim
-
Membuat ide–ide baru
Ineffective
project manager:
-
Minder
-
Motivator yang buruk
-
Tidak Kompeten
-
Komunikator yang buruk
Sumber:
11.
Karakteristik Dari Manajer Proyek Yang Efektif dan Tidak Efektif
Beberapa
kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek antara lain:
-
Inovasi dan menjaga stabilitas.
-
Menetapkan gambaran dan terlibat langsung di lapangan.
-
Mendorong individu tetapi juga menekan tim.
-
Campur tangan atau tidak.
-
Fleksibel tapi ketat.
-
Loyalitas tim dan loyalitas organisasi.
Kontradiksi
ini memerlukan kecakapan khusus bagi manajer proyek untuk mengambil
posisi mereka dan menempatkan keputusan sesuai dengan keadaan.
Terpaku pada suatu prinsip yang ketat tidak akan menyelesaikan
masalah, karena manajer proyek tidak bekerja sendiri. Dalam buku yang
sama Grey&Larson (2006) juga menggambarkan ciri-ciri dari seorang
manajer proyek yang efektif. Diantaranya adalah:
Pemikir
Sistem, kemampuan dalam berpikir untuk mengelola interaksi antar
komponen dan sumber daya proyek yang berbeda-beda, karena tidak bisa
dikatakan efektif apabila penyelesaian masalah hanya secara parsial.
Hal ini akan mempersulit sang manajer untuk mengambil keputusan.
Integritas
Pribadi, membangun dan meningkatkan kemampuan diri menjadi sangat
penting dilakukan terlebih dahulu sebelum meningkatkan kemampuan
anggota tim.
Proaktif,
bedakan dengan reaktif. Para manajer proyek dituntut tidak hanya akan
melihat peristiwa yang telah terjadi (reaktif), akan tetapi juga
selalu meneropong masa depan dan berjuang keras menemukan masa depan
proyek (Kartajaya, 2003)
Toleransi
yang tinggi terhadap Stress, mengingat proyek merupakan hal yang
rumit dan kompleks, pasti akan menimbulkan tekanan terhadap orang
yang bebankan tanggungjawab kepadanya. Manajer proyek harus mampu
mengelola kondisi psikologis mereka agar dapat bertahan dalam
tekanan.
Perspektif
Bisnis Umum, seorang manajer proyek harus memahami dasar-dasar bisnis
dari disiplin teknis yang berbeda-beda sebagai kerja antar
fungsional.
Politikus
Mahir, strategi dalam menghadapi banyak orang dan mendapatkan
dukungan dari semua pihak merupakan cirri penting manajer proyek yang
sukses.
Optimis,
Slater (1999) dalam bukunya Saving Big Blue mengatakan “Anda dalam
kesulitan Besar jika Menganggap anda Sudah Selesai”. Maksud dari
kata-kata ini ialah, masalah-masalah yang sudah diselesaikan tidak
bisa kita lepas begitu saja, karena pada nantinya kan bermunculan
masalah-masalah baru di dalam pelaksanaan proyek. Kepercayaan diri
terhadap proyek, mampu membuat seorang manajer proyek melakukan
inovasi dan mengubah strategi proyek ke arah yang lebih baik tanpa
meninggalkan perencanaan yang telah ditetapkan.
Sumber:
III.
Grup proses Manajemen Proyek : Studi kasus
1.
Grup proses manajemen proyek
Dalam
sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap proses
tersebut membentuk suatu grup proses Dalam manajemen proyek terdapat
5 grup proses:
-
Inisisasi yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
-
Perencanaan proyek yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek,
serta merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah
disepakati
-
Eksekusi yaitu mengintegerasikan semua sumber daya yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan proyek dengan melaksanakan apa yang
sudah direncanakan
-
Kontrol yaitu mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek
serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana
yang sudah dibuat sebelumnya
-
Akhir melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang
dihasilkan dari proyek
2.
Hubungan antara grup proses dan area knowledge
Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaran proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge merupakan memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi di dalam grup proses
Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaran proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge merupakan memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi di dalam grup proses
3.
Membangun metodologi manajemen proyek IT
Sebuah
perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung
pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan
metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek.
Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa
yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai
acuan Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengalaman
membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang
digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan
sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu
berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer
proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan
proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer
proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor
apalagi dikontrol
Memilih
metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai
macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada
proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk
domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek
development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan
dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu
metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang "one
size fits all"
Kita
dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik
untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan
agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa
mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan
besarnya proyek
Untuk
mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa
metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang
lengkap dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara
high level, kemudian menentukan yang menjadimain
interest,
lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah
artikel "Defining & Classifying Project Management
Methodologies." Berikut ini gambaran level dari klasifikasi
metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut
Ada
baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen
proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology).
Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4
maupun L5 sesuai kemampuan
manajer proyek
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
-
A common project management model
-
Companywide project management training programs
-
Project management career development
-
Knowledge-sharing activities
4.
Studi kasus : JWD Consulting’s Project Management Intranet
Site
JWD Consulting’s Project Management Intranet
Site terdiri dari beberapa proses sebagai berikut ini:
- Initiating
- Planning
- Executing
- Monitoring and Controlling
- Closing
- Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar
Input:
- Initiating
- Planning
- Executing
- Monitoring and Controlling
- Closing
- Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar
Input:
-
Mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan
-
Menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam membangun proyek
-
Memperkirakan resiko-resiko yang akan muncul
Output:
-
Project charter terselesaikan dan disepakati
-
Terpilihnya Manajer Proyek
-
Teridentifikasinya pihak-pihak yang berkepentingan
-
Business case terselesaikan
-Planning
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
-
Berupa output dari proses inisiasi sebelumnya
Output:
-
Ditentukannya lingkup proyek
-
Adanya kontrak tim
-
Adanya WBS
-
Scheduled Project terbentuk
-
Adanya daftar dari resiko yang diprioritaskan
-Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
Input:
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
Input:
-
Berupa output dari proses perencanaan (planning)
Output:
-
Mengimplementasikan solusi dari masalah-masalah yang ada
-
Mengetahui data performansi kerja dari tim
-
Perencanaan Manajemen Proyek (diperbaharui)
-
Terkualifikasinya daftar penjual
-Monitoring
and Controlling
Monitoring and Controlling merupakan pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal
Input:
Monitoring and Controlling merupakan pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal
Input:
-
Berupa output-an dari proses sebelumnya
Output:
-
Adanya recommended corrective actions, preventive actions, dan defect repair
-
Terukurnya performansi
-
Terukurnya kontrol kualitas
-
Resolved Issues
-
Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita
Input:
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita
Input:
-
Berupa output dari proses penutupan
Output:
-
Final Product, service or result
-
Menutup kontrak
-
Dokumentasi
5.
Inisiasi proyek
Inisiasi
proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin
diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan
dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan
terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam
menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan,
maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga
petunjuk untuk memulai perencanaan
6.
Dokumen inisiasi proyek
Dokumen
inisisasi proyek merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal
kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati
untuk dikerjakan oleh tim proyek
7.
Rencana proyek
Rencana
proyek merupakan sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam
menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang
menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat
Sumber
:
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
8.
Eksekusi proyek, pengawasan proyek, penyelesaian proyek, dan
Post-Project Follow-up
Dengan
definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap
untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap
ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung,
beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan
mengontrol pelaksanaan
proyek juga penyelesaian
deliverables sebagai hasil akhir proyek
Sumber
:
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://krisdianprabowo.blogspot.com/2013/10/manajemen-proyek.html
IV.Project Integration Management (Manajemen
Integrasi)
Project Integration Management atau Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi
1. Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
- Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
- Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
- Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
- Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
- Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek
2. Proses dan overview Project Integration Management
Sembilan proses project integration management dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini :
- Manajemen
Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat
dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar
dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan,
perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.
- Manajemen
Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan
proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan
aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
- Manajemen
Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan
proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari perencanaan
sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.
- Manajemen
Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk
menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling
efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan
tim kerja.
- Manajemen
Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat
dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan
disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan
kinerja,dan penyelesaian administratif.
- Manajemen
Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan
pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan
resiko dan pengendalian penanggulangan resiko.
- Manajemen
Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan
barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan,
perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan
peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan
penyelesaian kontrak.
- Manajemen
Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar dapat
dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik. Manajemen
integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana proyek dan
pengendalian perubahaan secara keseluruhan.
3. Kerangka kerja integrasi
manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah rencana
proyek .
Berpikir tentang proyek, sama
artinya dengan menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin
matang konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut
semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga
titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan
kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang
biasanya berbentukproposal.
Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalammanajemenproyek.
Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan tentang manajemen proyek (project management knowledge) meliputi:
Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalammanajemenproyek.
Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan tentang manajemen proyek (project management knowledge) meliputi:
a. manajemen
integrasi proyek, terdiri dari :
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasidenganbaik.
b. manajemen ruang lingkup proyek
dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.
c. manajemen waktu
mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.
d. manajemen biaya
meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan.
e. manajemen mutu
dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).
f. manajemen sumber daya manusia (SDM)
mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek.
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasidenganbaik.
b. manajemen ruang lingkup proyek
dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.
c. manajemen waktu
mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.
d. manajemen biaya
meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan.
e. manajemen mutu
dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).
f. manajemen sumber daya manusia (SDM)
mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek.
g. manajemen komunikasi proyek, terdiri atas
perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola denganbaik.
h. manajemen resiko
mulai dari identifikasi resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul.
i. manajemen pengadaan
mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah.
4. Contoh Outline untuk a
Software Project Management Plan (SPMP)
5. Analisis Stakeholder dan
contohnya.
STAKEHOLDERS ANALYSIS :
- Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
a. nama dan organisasi stakeholder
b. peranannya dalam proyek
c. fakta-fakta unik mengenai stakeholder
d. level keterlibatannya dan
e. ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholder
6. Eksekusi rencana proyek dan ketrampilan penting yang dibutuhkan.
- Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
a. nama dan organisasi stakeholder
b. peranannya dalam proyek
c. fakta-fakta unik mengenai stakeholder
d. level keterlibatannya dan
e. ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholder
6. Eksekusi rencana proyek dan ketrampilan penting yang dibutuhkan.
MENGELOLA EKSEKUSI PROYEK :
1. Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
2. Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
3. Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilkan.
1. Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
2. Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
3. Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilkan.
KETRAMPILAN PENTING DALAM
EKSEKUSI PROYEK
- Kepemimpinan
- Komunikasi
- Politik
- Kemampuan menggunakan tools dan techniques
- Kepemimpinan
- Komunikasi
- Politik
- Kemampuan menggunakan tools dan techniques
·
Work
Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup,
melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag
benar
·
Status
Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling
bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
·
Project
Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen
proyek
7. Alat dan teknik eksekusi
proyek.
Alat dan teknik digunakan untuk mengembangkan rencana manajemen proyek :
Alat dan teknik digunakan untuk mengembangkan rencana manajemen proyek :
- Metodologi
manajemen proyek
LANGSUNG DAN PELAKSANAAN PROYEK KELOLA
Tujuan dari pelaksanaan proyek langsung dan mengelola adalah untuk menjalankan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek dalam rangka untuk mencapai persyaratan proyek rinci dalam pernyataan ruang lingkup proyek. Dalam fase ini, sebagian besar anggaran
LANGSUNG DAN PELAKSANAAN PROYEK KELOLA
Tujuan dari pelaksanaan proyek langsung dan mengelola adalah untuk menjalankan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek dalam rangka untuk mencapai persyaratan proyek rinci dalam pernyataan ruang lingkup proyek. Dalam fase ini, sebagian besar anggaran
proyek dihabiskan.
Alat dan teknik untuk proses
proyek langsung dan mengelola eksekusi
a. Metodologi manajemen proyek
b. Manajemen proyek sistem informasi
a. Metodologi manajemen proyek
b. Manajemen proyek sistem informasi
Keluaran dari proses proyek
langsung dan mengelola eksekusi
a. Deliverables
b. diminta perubahan
c. Diimplementasikan permintaan perubahan
d. Diimplementasikan tindakan korektif
e. Diimplementasikan tindakan pencegahan
f. Diimplementasikan perbaikan cacat
g. Pekerjaan informasi kinerja
- Manajemen proyek sistem informasi
MONITOR DAN PEKERJAAN PENGENDALIAN PROYEK
Proses pelacakan, meninjau, dan mengatur kemajuan untuk memenuhi tujuan kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Manajemen Proyek masukan
a. Rencana Manajemen Proyek
b. Laporan kinerja
c. Faktor Lingkungan perusahaan
d. Organisasi Proses Aset
- ahli Penghakiman
LAKUKAN PERUBAHAN PENGENDALIAN TERPADU
berarti mengkoordinasikan perubahan di seluruh proyek. Proses ini meliputi permintaan meninjau, menyetujui perubahan dan mengendalikan perubahan (hasil apapun produk yang unik dan dapat diverifikasi, atau kemampuan untuk melakukan layanan yang diidentifikasi dalam dokumentasi manajemen proyek perencanaan dan harus diproduksi dan disediakan untuk menyelesaikan proyek) deliverable.
Keluaran
Ubah Perbarui Status Permintaan
Tools & Teknik
ahli Penghakiman Berkaitan dengan:
a. Mempengaruhi faktor yang menciptakan perubahan untuk memastikan bahwa perubahan yang disepakati
b. Menentukan perubahan yang telah terjadi
c. Mengelola perubahan yang sebenarnya ketika mereka terjadi
- Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar.
- Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
- Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
- Alat dan teknik eksekusi proyek :
a. Metodologi manajemen proyek
b. Manajemen proyek sistem informasi
8. Integrated change control dan process pada proyek TI
INTEGRATED CHANGE CONTROL
- Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle
- Tujuan utama pengendalian perubahan
a. Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality)
b. Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
c. Mengelola perubahan yang terjadi
KONTROL PERUBAHAN DALAM PROYEK IT
a. Deliverables
b. diminta perubahan
c. Diimplementasikan permintaan perubahan
d. Diimplementasikan tindakan korektif
e. Diimplementasikan tindakan pencegahan
f. Diimplementasikan perbaikan cacat
g. Pekerjaan informasi kinerja
- Manajemen proyek sistem informasi
MONITOR DAN PEKERJAAN PENGENDALIAN PROYEK
Proses pelacakan, meninjau, dan mengatur kemajuan untuk memenuhi tujuan kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Manajemen Proyek masukan
a. Rencana Manajemen Proyek
b. Laporan kinerja
c. Faktor Lingkungan perusahaan
d. Organisasi Proses Aset
- ahli Penghakiman
LAKUKAN PERUBAHAN PENGENDALIAN TERPADU
berarti mengkoordinasikan perubahan di seluruh proyek. Proses ini meliputi permintaan meninjau, menyetujui perubahan dan mengendalikan perubahan (hasil apapun produk yang unik dan dapat diverifikasi, atau kemampuan untuk melakukan layanan yang diidentifikasi dalam dokumentasi manajemen proyek perencanaan dan harus diproduksi dan disediakan untuk menyelesaikan proyek) deliverable.
Keluaran
Ubah Perbarui Status Permintaan
Tools & Teknik
ahli Penghakiman Berkaitan dengan:
a. Mempengaruhi faktor yang menciptakan perubahan untuk memastikan bahwa perubahan yang disepakati
b. Menentukan perubahan yang telah terjadi
c. Mengelola perubahan yang sebenarnya ketika mereka terjadi
- Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar.
- Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
- Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
- Alat dan teknik eksekusi proyek :
a. Metodologi manajemen proyek
b. Manajemen proyek sistem informasi
8. Integrated change control dan process pada proyek TI
INTEGRATED CHANGE CONTROL
- Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle
- Tujuan utama pengendalian perubahan
a. Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality)
b. Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
c. Mengelola perubahan yang terjadi
KONTROL PERUBAHAN DALAM PROYEK IT
·
Pandangan
lama: Tim Proyek harus melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan
tepat biaya.
·
Masalahnya:
Stakeholders jarang sekali menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan
estimasi biaya seringkali tidak akurat.
·
Pandangan
Modern: Manajemen Proyek adalah proses komunikasi dan negosiasi yang
konstan.
·
Solusi:
Perubahan seringkali memberikan keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana
untuk mengakomodasi perubahan tersebut.
9. Change Control System dan
Change Control Boards (CCB)
SISTEM KONTROL PERUBAHAN
Merupakan proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah. Menggambarkan orang yang berwenang untuk¢membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut. Seringkali melibatkan Change Control Board (CCB), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya
CHANGE CONTROL BOARD
Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi. Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat.
SISTEM KONTROL PERUBAHAN
Merupakan proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah. Menggambarkan orang yang berwenang untuk¢membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut. Seringkali melibatkan Change Control Board (CCB), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya
CHANGE CONTROL BOARD
Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi. Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat.
10 . Konfigurasi Manajemen
Definisi :
Merupakan seni untuk mengidentifikasi, mengorganisasi, kontrol modifikasi pada software yang sedang dibangun oleh tim programming. Tujuan dari Manajemen Konfigurasi adalah memaksimalkan produktivitas dengan meminimalisasi kesalahan Manajemen Konfigurasi dilakukan untuk :
Definisi :
Merupakan seni untuk mengidentifikasi, mengorganisasi, kontrol modifikasi pada software yang sedang dibangun oleh tim programming. Tujuan dari Manajemen Konfigurasi adalah memaksimalkan produktivitas dengan meminimalisasi kesalahan Manajemen Konfigurasi dilakukan untuk :
·
Identifikasi
perubahan
·
Control
perubahan
·
Memastikan
bhw perubahan telah dilakukan dengan baik
·
Memberi
report kepada pihak lain yang membutuhkan
Faktor terjadinya perubahan :
• Bisnis baru
atau kondisi pasar yang menjadikan perubahan pada kebutuhan produk atau aturan
bisnis
• Kebutuhan
customer baru yang menyebabkan perubahan permintaan data oleh sistem informasi,
fungsi yang ada pada produk, atau service yang diberikan oleh sistem berbasis
komputer
•
Re-organisasi dan/atau perubahan bisnis yang menyebabkan perubahan dalam
prioritas proyek atau struktur tim software engineering
• Batasan
anggaran dan jadwal yang menyebabkan redefinisi sistem atau produk
CONFIGURATION AUDIT
•
Identifikasi, version control, dan change control membantu developer software
untuk me-maintain permintaan pada saat terjadi kondisi yang tidak diinginkan
• Bagaimana
bisa memastikan bahwa perubahan diimplementasikan dengan baik ? Jawabannya
tergantung dua hal, yakni : Formal Technical Reviews dan Software Configuration
Audit
• Formal
Technical Reviews berfokus pada pembetulan teknis dari objek konfigurasi yang
telah dimodifikasi
• Software
Configuration Audit melakukan assesment objek konfigurasi untuk karakteristik
yang belum tercantum dalam review
source
:
http://huangcorp.wordpress.com
http://wikipedia.org
http://google.com/Manajemen kualitas.pdf
http://www.scribd.com/doc/8960813/Manajemen-Kualitas-Dalam-an-Jasa/ProjectQuality Management.ppt
http://mcfans-mpti.blogspot.com/
http://als-journal.blogspot.com/2011/09/project-integration-management.html
http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI41.pdf
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasi manajemen-proyek/
http://muamergani.blogspot.com/2010/10/project-integration-management.html
http://xyz2110.blogspot.com/
http://wikipedia.org
http://google.com/Manajemen kualitas.pdf
http://www.scribd.com/doc/8960813/Manajemen-Kualitas-Dalam-an-Jasa/ProjectQuality Management.ppt
http://mcfans-mpti.blogspot.com/
http://als-journal.blogspot.com/2011/09/project-integration-management.html
http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI41.pdf
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasi manajemen-proyek/
http://muamergani.blogspot.com/2010/10/project-integration-management.html
http://xyz2110.blogspot.com/
V.Project
Scope Management
1. Pengertian Project Scope Management
Project
Scope Management adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang
dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud. Project Scope
Management atau Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan dikerjakan
atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam sebuah proyek.
· 2. Proses
Project Scope Management
- Inisiasi
: memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya
- Perencanaan ruang lingkup
proyek
- Pendefinisian ruang lingkup
proyek
- Membangun WBS
- Verifikasi ruang lingkup
proyek
- Kendali perubahan ruang
lingkup proyek
· 3. Inisiasi Proyek
Adalah proses pemilihan proyek
dalam rangka mendukung rencana strategis organisasi. Rencana strategis sebuah
organisasi akan melibatkan tujuan jangka panjang organisasi tersebut. Sebuah
Proyek IT harus mendukung strategi organisasi dengan memberikan keuntungan
kompetitif termasuk keuntungn finansial didalamnya.
I
Identifikasi Proyek Potensial
a. Kebanyakan organisasi
mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek IT
b. Membangun Rencana strategis
IT berdasarkan rencana strategis organisasi secara menyeluruh.
c. Analisis Area Bisnis
d. Mendefinisikan proyek yang
potensial
e. Memilih proyek IT dan
menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
Proses Rencana TI
· Metode Pemilihan Proyek
Dalam memilih sebuah proyek
harus di ikuti dengan metode yang meliputi :
Berfokus pada kebutuhan utama
organisasi
Kategorisasi proyek IT
Analisis Finansial
Weighted Scoring Model
Implementasi Balanced Scorecard
4. Mengapa perusahaan investasi pada TI.
Banyak
ahli yang telah mencoba melakukan penelitian mengenai keputusan investasi teknologi informasi. Mereka
berusaha mengaitkan antara produktivitas penggunaan komputer
terhadap pertumbuhan ekonomi perusahaan. Terdapat juga ahli yang melakukan
penelitian untuk melihat hubungan antara investasi modal dalam teknologi
informasi dan kinerja produktivitas perusahaan.
Beberapa peneliti menemukan
hubungan positif antara hubungan investasi tenologi informasi dengan
produktivitas dan kinerja
perusahaan seperti yang dilakukan oleh Bhatt pada tahun 2000, Stratopoulos dan Dehning pada tahun 2000
serta Swierczek and Shrestha pada tahun 2003.
Pada
saat perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian peralatan teknologi informasi,
perusahaan harus dapat
memutuskan pembelian tersebut akan dilakukan secara langsung atau berjumlah satuan tanpa
perencanaan khusus atau perusahaan telah memiliki anggaran khusus
yang disediakan untuk membeli peralatan teknologi informasi untuk mengubah
sistem operasional perusahaan dengan menggunakan peralatan teknologi
informasi sebagai pendukung dalam usaha pencapaian strategi perusahaan.
Membeli secara satuan ataupun membeli dalam partai besar, nilai yang
dikeluarkan oleh perusahaan tetap merupakan jumlah yang tidak sedikit. Terutama
bagi perusahaan yang memang mengandalkan fungsi komputer dalam kegiatan
sehari-hari.
Hal yang menjadi pertanyaan
adalah apakah pada saat membeli peralatan teknologi informasi tersebut
perusahaan telah melakukan perhitungan dengan tepat mengenai nilai yang harus
dibayar dan apakah nilai tersebut sebanding dengan keuntungan yang akan
diterima di masa mendatang?
· Benefit Investasi Teknologi
Informasi
Secara
akuntansi, umumnya pencatatan pembelian peralatan teknologi informasi hanya
dicatat sebagai asset dan
disusutkan secara rutin setiap periodenya untuk mengurangi nilai sebagai perhitungan bahwa peralatan
tersebut telah digunakan atau dimanfaatkan. Penyusutan tersebut
pun tercatat sebagai expense karena diasumsikan bahwa
pemakaian peralatan teknologi informasi tersebut merupakan beban bagi
perusahaan yang dapat mengurangi nilai pendapatan yang telah
diperoleh sehingga mengurangi nilai laba.
Padahal
dengan melakukan investasi dalam pembelian peralatan teknologi informasi atau investasi TI dapat
memberikan benefit lebih bagi perusahaan. Para ahli umumnya
membagi benefit terhadap investasi TI tersebut menjadi dua
bagian besar, yaitu tangible benefit danintangible benefit.
Tangible benefit adalah keuntungan yang dapat
diperhitungkan oleh perusahaan secara fisik dan memiliki
data yang real secara dokumentasi serta dapat
dipertanggungjawabkan dengan mudah. Intangible benefit merupakan
keuntungan yang didapat oleh perusahaan tetapi tidak dapat dihitung secara
fisik dan umumnya perusahaan tidak memiliki data pasti. Contoh intangible
benefit adalah produktivitas kerja karyawan meningkat, kepuasan
pelanggan karena layanan dapat diberikan dengan lebih cepat dan akurat,
dan keuntungan lainnya. Berdasarkan penelitian Andresen, dkk benefit
terbagi menjadi lebih detail dengan rincian sebagai berikut.
·
Dasar Penentuan Investasi
Teknologi Informasi
Menurut Ross dan Beth dalam
penelitiannya yang diterbitkan pada MIT Sloan Menagement Review yang berjudul Beyond the
Business Case: New Approaches to IT Investmentmengatakan bahwa
terdapat dua pendekatan umum dalam melakukan investasi teknologi informasi,
yaitu Strategic Objective mengutamakan keuntungan jangka
pendek dan pertumbuhan jangka panjang dan Technology Scope menerapkan
infrastruktur teknologi informasi dan sebagai business solution.
5. Identifikasi Proyek Potensial
Tahap
pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana
yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali
perencanaan teknologi informasi yang didasarkan pada rencana strategi
organisasi secara menyeluruh.
Termasuk
dalam rencana strategi adalah tujuan jangka panjang dengan
menganalisis kekuatan dan kelemahan organisasi, mempelajari kesempatan dan
hambatan lingkungan bisnis, prediksi kecenderungan ke depan, dam
memprediksi kebutuhan-kebutuhan produk dan jasa baru. Sangat penting para
manajer di luar departemen teknologi informasi untuk membantu dalam proses
perencanaan strategi teknologi informasi sehingga personel teknologi informasi
mengetahui strategi organisasi dan mengidentifikasi area bisnis
yang mendukungnya.
Setelah
mengenali area bisnis langkah selanjutnya dalam proses
perencanaan teknologi informasi adalah sebuah analisis bisnis area
tersebut. Analisis area bisnis berisi dokumen tentang proses bisnis dimana
teknologi informasi dapat memberikan benefit.
Langkah
selanjutnya adalah mendefinisikan proyek potensial teknologi informasi,
ruang lingkup , benefit dan kendala-kendalanya. Dan langkah terakhir
adalah memilih proyek yang akan dikerjakan dan mengalokasikan sumber daya
untuk mengerjakan proyek tersebut.
Hubungan
proses perencanaan teknologi informasi dan identifikasi proyek potensial
terlihat
pada gambar di bawah ini :
6. Proses rencana TI dan metode pemilihan proyek.
Proses Perencanaan TI
Lihat
lagi gambar di atas. Karna mempunyai hubungan antara Proses perencanaan TI dan
Proyek Potensial.
Metode
Pemilihan Proyek
1 Biasanya
tidak cukup waktu atau sumber daya untuk menerapkan semua proyek.
2
Metode untuk memilih proyek meliputi:
Ø Berfokus
pada kebutuhan organisasi yang luas.
Ø Mengkategorikan
proyek teknologi informasi.
Ø Menunjukkan
net present value atau analisis keuangan lainnya.
Ø Dengan
model skor tertimbang.
Ø Menerapkan
balanced scorecard.
7
7. Kategori proyek TI.
Beberapa
kategori proyek TI tersebut antara lain:
1.
Software Development
2.
Package implementation
3.
System enhancement
4.
Consultancy and business analysis assignments
5.
System migration
6.
Infrastructure implementation
7.
Outsource (and in sourcing)
8.
Disaster recovery
9.
Smaller IS projects.
8. Analisis
keuangan proyek (Net Present Value Analysis, Net Present Value Example,
Return on Investment, and Payback Analysis)
· Analisis Keuangan Proyek
Ø Pertimbangan-pertimbangan
keuangan sering merupakan aspek penting dari proses seleksi proyek.
Ø Tiga
utama metode untuk menentukan nilai keuangan diproyeksikan proyek:
§ Net
Present Value (NPV) Analysis
§ Return
on Investment (ROI)
§ Payback
Analysis
· Net Present Value Analysis
ü NPV
merupakan indikator dari seberapa besar nilai investasi atau proyek menambah
perusahaan.
ü NPV
adalah alat sentral dalam arus kas diskonto (DCF) analisis, dan merupakan
metode standar untuk menggunakan nilai waktu dari uang untuk menilai proyek
jangka panjang.
ü Digunakan
untuk penganggaran modal, dan di seluruh bidang ekonomi, keuangan, dan
akuntansi.
Return
On Investment
ü Laba
atas investasi dihitung dengan mengurangkan biaya proyek dari manfaat dan
kemudian membaginya dengan biaya.
ü Semakin
tinggi investasi, semakin baik.
ü Banyak
organisasi memiliki tingkat rata-rata pengembalian atau tingkat minimum yang
dapat diterima atas pengembalian investasi untuk proyek-proyek.
ü Internal
rate of return (IRR) dapat dengan dihitung dengan menetapkan NPV menjadi nol.
· Payback Analysis
Ø Payback
period adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menutup, dalam bentuk arus kas
masuk bersih, jumlah dolar yang diinvestasikan dalam proyek.
Ø Payback
terjadi ketika manfaat diskon kumulatif dan biaya yang lebih besar dari nol.
Ø Banyak
organisasi ingin proyek TI memiliki payback period yang cukup singkat.
9. Weighted
Scoring Model dan contohnya.
Weighted
scoring model adalah alat yang menyediakan suatu proses yang sistematis untuk
memilih proyek berdasarkan kriteria banyak. Semakin tinggi weight score
semakin baik.
Langkah-langkah
dalam mengidentifikasi weighted scoring model :
-
Mengidentifikasi kriteria penting untuk proses seleksi proyek.
-
Menetapkan bobot (persentase) untuk setiap kriteria sehingga mereka menambahkan
hingga 100%.
-
Menetapkan skor untuk setiap kriteria proyek.
-
Kalikan nilai dengan bobot untuk mendapatkan total weighted scores.
Berikut adalah ontohnya :
10. Penerapan Balanced
Scorecard
· § Drs.
Robert Kaplan dan David Norton mengembangkan pendekatan untuk membantu memilih
dan mengelola proyek-proyek yang sejalan dengan strategi bisnis.
§ A
balanced scorecard adalah suatu metodologi yang mengkonversi nilai organisasi
driver, seperti layanan pelanggan, inovasi, efisiensi operasional, dan kinerja
keuangan, untuk serangkaian metrik yang telah didefinisikan.
11. Project
Charters dan contohnya.
Setelah
memutuskan proyek apa yang sedang di kerjakan, penting untuk membiarkan seluruh
organisasi tahu. Project charter adalah sebuah dokumen yang secara formal
mengakui keberadaan proyek dan memberikan arahan mengenai tujuan proyek dan
manajemen. Kunci stakeholder proyek harus menandatangani proyek charter untuk
mengakui perjanjian pada kebutuhan dan tujuan proyek.
Contoh
project charter :
12. Scope Planning and the
Scope Statement
Pernyataan lingkup dapat
mengambil banyak bentuk tergantung pada jenis proyek yang dilaksanakan dan
sifat organisasi. Rincian pernyataan ruang lingkup deliverable proyek dan
menjelaskan tujuan utama. Tujuan harus mencakup kriteria keberhasilan terukur
untuk proyek tersebut.
Sebuah pernyataan lingkup harus
ditulis sebelum pernyataan kerja dan harus menangkap, dalam istilah yang sangat
luas, produk dari proyek, misalnya, "mengembangkan sistem berbasis
perangkat lunak untuk menangkap dan melacak pesanan untuk perangkat
lunak." Sebuah pernyataan lingkup juga harus mencakup daftar pengguna
menggunakan produk tersebut, serta fitur-fitur pada produk yang dihasilkan.
Sebagai pernyataan lingkup awal
harus berisi:
Ø Piagam
proyek
Ø Pemilik
proyek, sponsor, dan stakeholder
Ø Pernyataan
masalah
Ø Tujuan
dan sasaran proyek
Ø Persyaratan
proyek
Ø Deliverable
proyek
Ø Proyek
non-tujuan (apa yang keluar dari ruang lingkup)
Ø Milestones
Ø Perkiraan
biaya
13. The
Work Breakdown Structure (WBS) dan pendekatan pengembangannya
WBS
adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan
hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses
pekerjaan menjadi lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan
proyek memiliki tingkat yang lebih baik.WBS disusun bedasarkan dasar
pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan
spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti
pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup
terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure.
14.
Prinsip Dasar Pembentukan WBS
Pada
dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top-down
secara hirarki, menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan
yang berkaitan dengannya.
Model WBS memberikan
beberapa keuntungan, antara lain:
•
Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan
•
Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun
jadwal, dan menghitung biaya
•
Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu
proyek.
Setelah WBS berhasil
disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung, selanjutnya
dilakukan penyusunan jadwal kerja. Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi
penjadwalan, yaitu:
·
Bar
Chart: Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan
tanpa keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada
presentasi
·
Network
diagram: Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan
mengidentifikasi saat kritis pada jadwal.
15. Scope Verification dan Scope Change Control
Scope Verification adalah Mengkonfirmasi bahwa proyek bisa berjalan, akurat, tepat, dan
benar. Melibatkan persetujuan formal project scope yang diselesaikan
stakeholders, dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk
menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat
dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk mengevaluasi jika
proyek sudah diselesaikan dengan benar.
Scope Change Control adalah
berkaitan dengan:
- memengaruhi faktor-faktor yang
membuat perubahan, untuk memastikan bahwa
cakupan perubahan tersebut
bermanfaat
- menentukan bahwa perubahan
ruang lingkup telah terjadi
- mengelola kapan akan terjadi
perubahan yang signifikan.
Source :
https://www.google.com/#q=Mengapa+perusahaan+investasi+pada+TI
https://www.google.com/#q=Proses+rencana+TI+dan+metode+pemilihan+proyek
http://en.wikipedia.org/wiki/Scope_statement
http://kennediemersonsimbolon.wordpress.com/2011/12/19/project-scope-management/
http://tridewipangestika95.blogspot.com/2011/01/manajemen-ruang-lingkup.html
VI.Project Time Management(ManajemenWaktu)
Manajemen
waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau
dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek dapat
mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun
deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Terdapat
beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer proyek dalam
mengendalikan waktu proyek yaitu :
1.
Mendefinisikan aktivitas proyek.
Merupakan
sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan proyek.
2.
Urutan aktivitas proyek.
Proses
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara
tiap-tiap aktivitas proyek.
3.
Estimasi aktivitas sumber daya proyek.
Estimasi
aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap
penggunaan sumber daya proyek.
4.
Estimasi durasi kegiatan proyek.
Proses
ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan proyek.
5.
Membuat jadwal proyek.
Setelah
seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan jelas, maka
seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya
dapat digunakan untu menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas
proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
6.
Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek.
Saat
kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal
proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan
proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak. Setiap proses
di atas setidaknya terjadi sekali dalam setiap proyek dan dalam satu atau lebih
tahapan proyek.
1. Pentingnya Jadwal Proyek
Manajer
proyek biasanya menganggap penyerahan hasil tepat pada waktunya adalah
tantangan yang paling besar. Isu mengenai jadwal merupakan sebab utama
terjadinya konflik dlm proyek, khususnya pada paruh kedua jalannya
proyek. Waktu merupakan besaran yang paling tidak fleksibel; waktu akan
berlalu apapun yang terjadi pada proyek.
Konflik
Jadwal
Penyebab
konflik:
1.
Individual
work style
2.
Perbedaan
budaya
3.
Indikator
tipe Myers-Briggs berfokus pd perilaku individu terhadap struktur dan
tengat (deadline)
4.
Beberapa
individu memilih untuk mengikuti jadwal dan memenuhi tengat sementara beberapa
individu yang lain tidak
5.
Perbedaan
budaya bahkan untuk negara yang sama akan mempunyai perilaku yang berbeda
terhadap jadwal
2. Proses
Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu
proyek adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu dilakukan selama
proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat
waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas
produk/servis/hasil unik dari proyek.
Terdapat
beberapa proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek dalam mengendalikan
waktu proyek yaitu :
1. Urutan Aktifitas Proyek.
Proses ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas
proyek.
2. Mendefinisikan Aktifitas Proyek.
Merupakan sebuah proses untuk
mendifinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
3. Mengontrol dan Mengendalikan
Jadwal Proyek.
Saat kegiatan proyek mulai
berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal
ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan atau tidak.
4. Estimasi Aktivitas Sumber daya
Proyek.
Estimasi aktivitas sumber daya
proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya
proyek.
5. Estimasi Durasi Kegiatan Proyek.
Proses ini diperlukan untuk
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
6. Membuat Jadwal Proyek
Setelah selurh aktivitas, waktu
dan sumber daya proye terdefinisi dengan jelas, maka seorang manajer proyek
akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untuk
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal
pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
3. Definisi dan susunan
aktivitas
Aktivitas atau tugas adalah
elemen pekerjaan yang biasanya ditemukan pada WBS yang membutuhkan durasi,
biaya, dan sumber daya. Jadwal proyek juga menjadi dokumen mendasar yang
mengawali proyek yang mencakup tanggal mulai dan berakhirnya proyek tersebut,
juga mengenai informasi anggaran. Definisi aktivitas juga mencakup pengembangan
WBS yang lebih rinci dan penjelasan yang mendukung pengertian tentang bagaimana
pekerjaan akan dilakukan, sehingga dapat di buat estimasi biaya dan durasi
pekerjaan yang realistis.
Daftar
aktivitas adalah tabulasi aktivitas yang akan dimasukkan ke jadwal proyek, dan
daftar aktivitas ini harus mencakup :
Nama
aktivitas
- Nomor atau identitas aktivitas
- Deskripsi singkat tentang
aktivitas
Attribut aktivitas menyediakan
informasi yang lebih banya tentang setiap aktivitas, misalnya tentang aktivitas
sebelumnya, aktivitas sesudahnya, relasi logis, kebutuhan sumber daya,
hambatan-hambatan, tanggal final, dan asumsi-asumsi terkait aktivitas.
4. Project Network Diagrams (Activity-on-Arrow (AOA)
Network Diagram, Arrow Diagramming Method (ADM),dan Precedence Diagramming
Method (PDM)
Contoh AOA (Activity on Arrow) Network Diagram untuk ProyekX
Manajemen
Proses membuat Diagram AOA
1.Tentukan semua aktivitas yang
berawal dinode1. Gambarkan nodea khirnya dan tanda panah yang menghubungkan
node1 dengan node-node akhirnya.Tulis huruf atau namaa ktivitas disertai
estimasi durasi yang dibutuhkan pada tanda panah yang berkaitan.
2. Lanjutkan menggambar
network diagram, dengan cara menggambarkannya dari kiri kekanan. Perhatikan
node-node yang diikuti oleh 2 atau lebih aktivitas ,atau sebaliknya 1 node yang
didahului oleh 2 atau lebih aktivitas, jika perlu digabung atau dipisahkan.
3.Diagram terus digambar hingga
semua aktivitas tercantum pada diagram, termasuk keterkaitan / ketergantungan
satu ativitas dengan aktivitas lainnya.
4.Perhatikan aturan: semua tanda
panah harus mengarah dari kiri kekanan, dan tidak ada tanda panah yang saling
berpotongan
Arrow Diagramming Method (ADM)
•Disebut juga activity-on-arrow
(AOA) project network diagrams
•Aktivitas direpresentasikan
sebagai tanda panah
•Node atau lingkaran sebagai
penanda awal dan akhir sebuah aktivitas
•Hanya
dapat menunjukkan ketergantungan dari awal ke akhir
Precedence Diagramming Method (PDM)
•Aktivitas direpresentasikan
oleh kotak-kotak
•Tanda panah menunjuk kan relasi
antar aktivitas
•Lebih popular dibandingkan ADM
dan banyak digunakan dalam manajemen proyek perangkat
•Lebih
baik dalam memperlihatkan berbagai tipe ketergantungan.
5. Jenis ketergantungan penugasan
Ketergantungan
mandatori : sejalan dengan sifat pekerjaan
yang akan dilakukan dalam proyek
(
hard logic ).
Ketergantungan
diskresionari : ditentukan oleh tim proyek (soft logic)
dan harus digunakan dengan hati-hati krn kemungkinan akan membatasi pilihan
penjadwalan yg sesudahnya.
Ketergantungan
eksternal : mencakup hubungan antara aktivitas
proyek dan aktivitas non proyek.
Tipe
Ketergantungan Tugas :
·
FS
(Finish-to-Start) : Task B can’t start until A finishes
·
SS
(Start-to-Start) : Task B can't start until A start
·
FF
(Finish-to-Finish) : Task B can't finish until A finished
·
SF
(Start-to-Finish) : Task B can't finish until A start
6. Estimasi
durasi aktivitas dan pembentukan jadwal (Gantt Charts, dan Critical Path
Method (CPM))
Estimasi Durasi Aktivitas
•Setelah
mendefinisikan aktivitas serta urutannya, langkah selanjutnya dalam manajemen
adalah mengestimasi durasi yang dibutuhkan oleh aktivitas-aktivitas terebut.
•Durasi
adalah jumla aktual waktu yang dibutuhkan untuk bekerja ditambah dengan waktu
•Effort
adalah jumlah hari atau jumlah jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
•Orang
yang melakukan / bertanggung jawab dengan sebuah aktivitas / pekerjaan
sebaiknya turut serta dalam mengestimasi durasi aktivitas, sedang para ahli
memberi masukan dan mengevaluasi hasilnya.
Membangun Jadwal
•Gunakanlah
hasil proses manajemen waktu sebelumnya untuk membangun jadwal. Sehingga lebih
mudah dalam menentukan tanggal awal dan tanggal akhir dari sebuah aktivitas.
•Tujuan
utama dari proses ini adalah membangun jadwal yang realistis sebagai dasar
dalam memonitor kemajuan proyek berkaitan dengan keterbatasan waktu.
•Alat
yang dapat digunakan antara lain: Gantt Charts, PERT analysis, critical path
analysis, dan critical chain scheduling.
Gantt Charts
•Gantt
charts menampilkan jadwal proyek dengan format standar, yaitu dengan
menampilkandaftar aktivitas beserta tanggal awal dan
akhirnya dalamformat kalender.
•Simbol-simbolnya:
•A
black diamond: milestones or significant events on a project with zero duration
•Thick
black bars: summary tasks
•Lighter
horizontal bars: tasks
•Arrows:
dependencies between tasks
Milestones
Milestones
adalah peristiwa penanda yang mempunyai durasi nol
Kriteria
SMART dalam membuat milestones, yaitu:
•Specific
•Measurable
•Assignable
•Realistic
•Time-framed
Critical Path Method (CPM)
CPM
adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan / aktivitas-aktivitas ketika
menjalanlankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total
•Critical
path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang
mungkin agar proyek dapat diselesaikan
•Critical
path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan
paling sedikit
Cara
menentukan Critical Path
•Buatlah
network diagram yang baik
•Tambahkan
durasi untuk tiap aktivitas pada setiah jalur yang ada pada diagram tersebut.
•Jalur
terpanjang adalah critical path
7. Calculating Early and Late Start and Finish Dates
8. Teknik memperpendek jadwal proyek
9. Crashing and Fast Tracking
Adalah
teknik yang tanpanya manajer proyek tidak dapat bertahan. Ini adalah
teknik kompresi jadwal, dan tidak seharusnya digunakan secara umum. Tapi, ini
sangat umum dalam kehidupan nyata. Ada banyak kekuatan pendorong yang perlu
mengompresi jadwal. Sering kali alasan bisnis mendorong untuk menggunakannya.
Atau, kadang-kadang manajer proyek mendapat tekanan dari pemangku kepentingan
bisnis.
10. Critical Chain Scheduling
Adalah menghargai
"dampak variasi" dari suatu proyek. Biasanya, dalam manajemen proyek,
dampak variasi ditemukan menggunakan model statistik seperti PERT atau analisis
Mote Carlo. Penjadwalan rantai penting tidak melengkapi dampak varians dengan
konsep yang disebut "buffer". Buffer pada dasarnya melindungi
rantai kritis dari variasi dalam rantai non-kritis lainnya memastikan rantai
kritis benar-benar kritis.
11. Program Evaluation and Review Technique
(PERT), PERT Formula and Example
Program Evaluation and Review
Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang mampu memetakan waktu
penyelesaian kegiatan yang acak. PERTdikembangkan pada akhir tahun
1950-an untuk proyek U.S. Navy's Polaris yang memiliki ribuan kontraktor.
Contoh
dari sebuah PERT :
Activities digambarkan oleh
busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A: ……., Kegiatan B:
……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa lama
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan
oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik berurut dari awal hingga
akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk memberi
ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing
titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Proses
perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:
1.
Mengidentifikasi
kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,
2.
Menentukan
urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3.
Menyusun
model diagram jaringan,
4.
Memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5.
Menentukan
tahapan dan jalur kritis,
6.
Melakukan
pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.
Diagram
PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan
informasi berikut:
·
Jangka
waktu penyelesaian proyek,
·
Kemungkinan
penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
·
Tahapan
kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian
proyek,
·
Kegiatan
yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola
sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
·
Tanggal
kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).
Rumus PERT :
12. Penggunaan software dalam mendukung
manajemen waktu proyek.
Menurut studi terbaru, peralatan
perencanaan proyek yang sangat populer mencakup berbagi file, pelacakan waktu,
integrasi email, dan bagan Gantt. Tentu saja, ini tidak mengherankan. Namun,
peralatan apa saja yang jarang digunakan oleh organisasi? Menariknya, obrolan
video, obrolan real-time, integrasi media sosial, dan akses seluler merupakan
peralatan yang sering diabaikan dalam aplikasi manajemen proyek. Namun, dengan
mempertimbangkan fakta bahwa komunikasi dianggap sebagai aspek paling penting
dalam manajemen proyek yang sukses, bukankah PM melewatkan sesuatu yang vital?
Berikut ulasan lebih mendetail tentang lima sumber daya yang belum dimanfaatkan
dan bagaimana sumber daya tersebut dapat membantu penyelesaian proyek dengan
mudah dan lebih efisien:
1. Obrolan video/real
time—Aplikasi manajemen proyek dengan alat komunikasi terpadu memungkinkan
anggota tim proyek berkolaborasi menggunakan suara, video, atau obrolan
langsung dari dalam proyek. Seberapa pentingkah fitur ini untuk kesuksesan
tim? Laporan Project Management
Institute (PMI) menyatakan bahwa, sesuai laporan perusahaan, komunikasi yang
buruk menjadi penyebab utama kegagalan proyek. Kemampuan untuk berkomunikasi
secara real time dengan anggota tim yang berada di kantor atau di berbagai
belahan dunia menggunakan alat yang dirancang untuk mengirimkan percakapan
penting Anda dengan cepat dan aman adalah kunci keberhasilan proyek.
2. Integrasi media
sosial—Media sosial kini lebih dari sekadar pembaruan Facebook dan mengirim
tweet tren terbaru. Kini, media sosial juga digunakan untuk meningkatkan
komunikasi antar tim dan pemangku kepentingan proyek. Penelitian menyatakan bahwa
penggunaan media sosial memungkinkan adanya “obrolan ringan” yang “mempererat
hubungan untuk membantu menciptakan pemahaman dan lingkungan yang memberi
pengaruh positif, mendukung, kolaboratif, dan saling memercayai.” Jadi, mengapa
tidak memanfaatkan fitur-fitur tersebut untuk membantu mewujudkan proyek yang
sukses? Menggunakan aplikasi dengan kemampuan sosial perusahaan, misalnya umpan
berita Yammer khusus di SharePoint, sangat berguna untuk berkomunikasi dengan
rekan kerja secara real time mengenai detail proyek.
3. Akses seluler—Menggunakan
aplikasi yang tersedia di Windows, iOS, dan Android menjadi hal yang sangat
penting agar semua orang dapat memperbarui tugas di perangkat pilihan mereka
serta menampilkan garis waktu dan laporan di mana pun. Sebuah solusi yang
memungkinkan anggota tim mengirimkan pembaruan di mana pun mereka berada
menjadi suatu hal yang vital karena pelacakan waktu adalah komponen yang sangat
penting dari manajemen proyek yang sukses. Penyempurnaan entri tugas dan waktu
menyediakan visibilitas langsung kepada manajer proyek untuk segera membuat
keputusan yang matang dengan lebih cepat.
VII.Project Cost
Management
1.
Pentingnya
Project Cost Manajemen
Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja dapat mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada jangka pendek.
Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja dapat mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada jangka pendek.
2.
Pengertian Cost Dan Project Cost
Manajemen
Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Project Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses
yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan
budget yang telah disepakati.
3.
Proses
Projeck Scope Management
Plan Scope Management (Management
perencanaan ruang lingkup), adalah kegiatan untuk mendokumentasikan
pendefinisian, proses validasi, dan pengontrolan Proyek. Tujuannya adalah untuk
memberikan arahan tentang cara scope pengelolaan dalam proyek
Mengumpulkan
Requirement, adalah kegiatan untuk
mengumpulkan kebutuhan dari Stakeholder. Pada tahap ini, input yang diperlukan
diantaranya : Scope management plan, requirement management plan, stakeholder
management plan, Project Charter, dan Stakeholder Register. Input ini kemudian
diproses dengan beberapa cara seperti interview,
analisis dokumen,
dan membuat prototype. Output yang diperoleh pada tahap ini adalah
requirement documentation dan requirement traceability matrix.
Mendefinisikan Scope (ruang lingkup). Pada tahap ini, dilakukan pemilihan
requirement berdasarkan requirement yang telah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya. Pada tahap ini, dibuat deskripsi lengkap tentang proyek dan produk,
atau layanan
Membuat WBS (Work
Breakdown Structure). Pada tahap ini, dilakukan
pemecahan pekerjaan agar lebih mudah dilakukan.
Memvalidasi Scope. Proses validasi ini dilakukan
berdasarkan Control Quality yang ditinjau oleh Customer atau Sponsor.
Mengontol Scope, adalah proses untuk memantau status
dari suatu proyek dan scope produk serta mengelola perubahan pada scope
4.Prinsip Dasar Dari Cost Management
Prinsip dasar dari Cost
Management
Ada empat prinsip untuk
menyelaraskan manajemen biaya dan pertumbuhan baris paling atas:
Prinsip Satu - Gunakan
target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan,
dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
· Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba
untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi
manajemen biaya.
Kebanyakan perusahaan
tidak melihat manajemen biaya sebagai terkait dengan strategi perusahaan, atau
sebagai platform untuk pertumbuhan. Misalnya sebuah perusahaan dengan
pertumbuhan pendapatan yang solid sejarah tetapi dengan hanya sederhana
pertumbuhan penjualan membutuhkan perubahan dalam kinerja, ini dapat dicapai
dengan menetapkan menantang atas-dan bawah-line target sehingga perusahaan
perlu biaya memotong dan meningkatkan penjualan untuk mencapai penghasilan yang
diinginkan pertumbuhan. Jika pesaing mereka memiliki basis biaya yang
lebih efisien mereka akan mencapai tingkat yang sama dari profitabilitas,
tetapi juga akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam pemasaran dan inovasi. Akhirnya
konsisten di bawah investasi dalam pertumbuhan dibandingkan dengan pesaing dan
mempertahankan daripada menurunkan biaya operasi akan mengakibatkan batas atas
garis pertumbuhan dan erosi dari posisi bisnis dari waktu ke waktu.
Prinsip Dua - Penjahit
pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis
masing-masing.
· Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada
dan strategi bisnis masing-masing.
Hal ini memerlukan target
pertumbuhan untuk manajer di seluruh perusahaan untuk mencerminkan
karakteristik bisnis yang, ini akan mempengaruhi berapa persen dari pendapatan
yang meningkat akan datang dari pemotongan biaya dan apa yang dari atas-garis
pertumbuhan di bisnis yang berbeda.
Selain target pertumbuhan
pendapatan yang ditetapkan oleh manager senior yang tiga faktor lain harus
diperhitungkan ketika menetapkan target pengurangan biaya untuk bisnis apapun,
mereka harus seimbang, dan tidak harus didahulukan:
· Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang
dari bisnis lain di perusahaan?
· Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang
untuk pesaing?
· Bagaimana tingkat biaya akan diperlukan untuk mendukung
tingkat pertumbuhan diproyeksikan dan memastikan bahwa bisnis tersebut tidak
'keluar-investasi' pada pertumbuhan dengan pesaing?
Prinsip Tiga - Membedakan
antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
· Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
Bagian paling penting
dari pendekatan manajemen yang berorientasi pertumbuhan biaya dimulai setelah
penghasilan dan biaya-pengurangan target telah ditetapkan. Tantangannya
adalah untuk mengurangi biaya tetapi tidak kehilangan kemampuan kritis yang menjaga
daya saing. Misalnya dengan menilai seluruh biaya penjualan, umum dan
daerah administrasi dari inisiatif bisnis pemotongan biaya dapat membawa biaya
bisnis sejalan dengan para pesaing, dan menciptakan dana untuk re-investasi
dalam pertumbuhan.
Empat Prinsip - Membuat
kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
· Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang
berkelanjutan.
Membuat perubahan proses
manajemen, organisasi dan kemampuan sering merupakan prasyarat untuk manajemen
biaya terus menerus. Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki cara
pelaporan keuangan dilakukan pada daerah biaya bisnis yang spesifik masing-masing,
dan memastikan bahwa pemotongan biaya di satu area tidak akan menaikkan biaya
di negara lain. Juga dengan berbagi dan mengkoordinasikan praktek bisnis
terbaik dari masing-masing dalam perusahaan seluruh kelompok akan mendapatkan
keuntungan dari setiap pengalaman orang lain.
6. Estimasi Biaya , Jenis - Jenis serta Tekniknya
Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Dalam sebuah estimasi biaya
terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan beberapa alternatif
biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya yang akan
dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti membuat
keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya menyewanya saja untuk keperluan
proyek, berbagi sumber daya dalam rangka mengoptimalkan biaya dalam proyek.
Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan
dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa, dan
fasilitas dan beberapa kategori spesial seperti faktor inflasi atau
biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian kuantitatif yang
mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek.
Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang
sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk
memperkirakan biaya proyek ini.
8. Jenis Masalah dan
Estiminasi Biaya IT
Agar tidak terjadi kerugian dalam mengerjakan kontrak
pekerjaan konstruksi, ada beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang bisa
anda pilih untuk menentukan harga. Tentunya sebelumnya harus disepakati antara
kontraktor dengan owner metode mana yang akan dipakai. Berikut metode dan jenis
estimasi biaya konstruksi tersebut :
1. Estimasi Harga Pasti
Ada dua metode yang bisa anda gunakan dalam membuat
estimasi harga pasti :
· Metode Lumpsum.
Ini dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah
diketahui dan dikenal benar. Dalam hal ini resiko bagi kontraktor relatif
tinggi. Owner diuntungkan dengan harga yang sudah pasti sehingga bisa membuat
anggaran.
· Metode Harga Satuan.
Metode harga satuan ditentukan berdasarkan harga per item
pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan
untuk kemudian ditotalkan brdasarkan gambar rencana arsitektur.
2. Estimasi Harga Perkiraan
Estimasi ini didasarkan fakta rincian biaya dari proyek
sebelumnya. Beberapa metode yang bisa digunakan :
· Harga per Fungsi.
Perhitungan berdasarkan pada estimasi setiap fungsi
penggunaan.
· Harga Luas.
Metode ini mendasarkan perhitungan luas persegi.
· Harga Volume.
Harga volume didasarkan pada kubikasi volume bangunan.
· Modular Takeoff.
Metode ini mengacu pada konsep modul kemudian dikalikan
dengan seluruh proyek.
· Partial Takeoff.
Metode dengan menggabungkan semua jenis pekerjaan yang
sebelumnya diperkiraan berdasarkan harga satuan.
· Harga Satuan Panel.
Metode ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per
luas lantai, keliling, dinding, atap dan semua item pekerjaan lainnya.
10. Project Fortopolio Management
Manajemen Portofolio Proyek (PPM) adalah manajemen terpusat
dari proses, metode, dan teknologi yang digunakan oleh manajer proyek dan
kantor manajemen proyek (PMOS) untuk menganalisis dan kolektif mengelola kelompok
proyek sekarang atau yang diusulkan berdasarkan karakteristik banyak kunci .
Tujuan dari PPM adalah untuk menentukan campuran sumber daya yang optimal untuk
pengiriman dan jadwal kegiatan untuk mencapai tujuan terbaik operasional dan
keuangan organisasi - sementara menghormati kendala yang diberlakukan oleh
pelanggan, tujuan strategis, atau faktor eksternal dunia nyata.
Berbeda open source dan perangkat lunak teknologi komersial
dapat memberikan kritis, memungkinkan platform untuk PPM.
6. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang kinerja untuk memberikan informasi kepada stakeholder tentang bagaimana sumber daya digunakan untuk mencapai tujuan proyek. Proses ini meliputi :
VII PROJECT COST MANAGEMENT PROCESSES
Project Cost Manajement atau biasa disebut dengan manajemen biaya adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan. Project Cost Manajemen meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan, penjadwalan, akuntansi dan desain.
Sebelum membahas tentang Project Cost Management, kita harus mengerti dulu apa pengertian dari cost itu sendiri. Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb. Sedangkan Project Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.
Project Cost Management mempunyai proses. Proses nya bias dilihat dari gambar dibawah ini
1.1 Project Cost Management Process
Terdapat 4 proses dari Project Cost Management, yaitu:
- Plan Cost Management
Merupakan proses untuk menetapkan kebijakan, prosedur, dan dokumentasi perencanaan, pengelolaan, pengeluaran, dan pengendalian biaya proyek.
Manfaat utama dari proses ini adalah untuk membuat adanya penjagaan/pemantawan dan pengarahan tentang bagaimana biaya proyek akan dikelola sepanjang proyek dilaksanakan.
- Estimate Cost
Merupakan suatu perkiraan pengembangan sumber daya moneter yang diperlukan untuk melengkapi kegiatan proyek. Keakuratan perkiraan proyek akan meningkat selama proyek berlangsung melalui siklus hidup proyek.
Tujuan utama dari cost budgeting adalah untuk menghasilkan suatu cost baseline untuk memastikan performa proyek dan kebutuhan proyek.
- Determine Budget
Merupakan proses menggabungkan estimasi biaya kegiatan individu atau paket pekerjaan untuk menetapkan cost baseline.
Anggaran tersebut akan memberikan gambaran umum mengenai biaya secara periodik maupun biaya total proyek. Perkiraan biaya menentukan biaya setiap aktivitas kerja.
- Control Cost
Merupakan suatu Proses pengendalian biaya termasuk dalam monitoring kinerja pembiayaan, meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam baseline biaya yang direvisi, memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan dapat mengakibatkan perubahan biaya pula.
Manajemen Kualitas Proyek adalah proses yang dilakukan, untukmenjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupunguidelines. Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameterconformance to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya).
Proses Project Quality Management
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi
Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
· Kualitas dari proses disain
· Kualitas Material dan komponen
· Kualitas dari kumpulan proyek
· Kualitas dari kegiatan management proyek
· Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek
Quality Planning, Quality Assurance, Quality Assurance
Plan, dan Quality Control.
Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Quality Assurance
Pemastian Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari Quality assurance ini adalah mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality assurance mengevaluasi cost dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.
Analisis Pareto dan contoh diagram.
Apa analisis Pareto?
Prinsip Pareto menyatakan bahwa hanya "penting beberapa" faktor yang bertanggung jawab untuk memproduksi sebagian besar masalah. Prinsip ini dapat diterapkan untuk peningkatan kualitas sampai-sampai sebagian besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Jika kita benar ini menyebabkan beberapa tombol, kita akan memiliki probabilitas lebih besar dari keberhasilan.
Pada contoh di bawah, Anda dapat melihat bahwa hanya 6 dari 20 penyebab bertanggung jawab untuk 80% dari masalah. Yang 14 lainnya penyebab bertanggung jawab untuk 20% dari masalah.Ada kesempatan baik bahwa jika Anda berfokus pada pemecahan 6 penyebab utama, 14 lainnya akan diselesaikan juga.
Six Sigma
Six Sigma adalah “sebuah sistem yang komprehensif dan fleksibeluntuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan kesuksesan bisnis. Six Sigma adalah unik didorong oleh pemahaman dekatkebutuhan pelanggan, penggunaan disiplin fakta, data, dan analisis statistik, dan perhatian rajin untuk mengelola, memperbaiki, dan menciptakan kembali proses bisnis
Sigma dan Statistik
. Sigma berarti standard deviation ( dlm metoda ini)
. Standard deviation menyatakan seberapa besar variasi yang ada dalam sebuah distribusi data
. Standard deviation adalah faktor utama dalam menentukan jumlah unit kegagalan dalam sebuah populasi
Sistem Management Quality Berdasarkan ISO 9000
ISO 9000 Series adalah standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO 9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standard quality manajemen, yang disusun secara lengkap pada 1982 dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri standad memperkenalkan persyaratan – persyaratan penting yang perusahaan butuhkan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada pasar.
rojek human resource management (Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Proyek) adalah proses mengorganisasikan dan mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Manajemen sumber daya manusia dibutuhkan dalam proyek, untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional. Sumber daya manusia dalam sebuah proyek antara lain sponsor, pelanggan, anggota tim proyek dll.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Sedangkan unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
Tahapan Dalam Human resource Management
Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
1. Tahap perencanaan sumber daya
Mengidentifikasi dan mendokumentasi peranan seseorang dalam proyek tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orang-orang proyek.
2. Akuisisi tim proyek
Usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan proyek.
3. Membangun tim proyek
Meningkatkan kompetens dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupun secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek.
4. Mengelola tim proyek
Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.
Keys to Managing People dan Motivasi
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja
a. Persiapan
Dalam Proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumbr daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul, yan dapat dilakukan dengan melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu dll.
b. Rekrutmen tenaga kerja
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia suatu organisasi atau perusahaan.
c. Seleksi tenaga kerja
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menentukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat/calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vitae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan/Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu dilakukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai/Compensation and protection.
kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
4. Promosi, Pemindahan dan Pemisahan
a. Promosi
Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar.
b. Pemisahan
Pemisahan disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, yaitu suatu perpindahan sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji.
c. Terminasi
Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
d. Pemberhentian sukarela
Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan suatu organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
e. Pengunduran diri
Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun.
Maslow’s Hierarchy of needs
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri). Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan.
§ Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah
§ sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.
Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Herzberg’s Motivational and Hygiene Factors
Frederick Herzberg Irving (17 April 1923 - 19 Januari 2000) lahir di Massachusetts adalah seorang Amerika psikolog yang menjadi salah satu nama yang paling berpengaruh dalam manajemen bisnis. Ia paling terkenal untuk memperkenalkan pengayaan pekerjaan dan teori Motivator-Hygiene.
Menurut Herzberg, orang tidak puas dengan kepuasan yang lebih rendah-order kebutuhan di tempat kerja, misalnya, yang terkait dengan gaji minimum tingkat atau kondisi kerja yang aman dan menyenangkan.Sebaliknya, individu mencari kepuasan yang lebih tinggi tingkat kebutuhan psikologis yang berkaitan dengan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan sifat dari pekerjaan itu sendiri. Namun, Herzberg menambahkan dimensi baru terhadap teori ini dengan mengusulkan model dua faktor motivasi, didasarkan pada pemikiran bahwa kehadiran satu set karakteristik pekerjaan atau insentif mengarah pada kepuasan pekerja di tempat kerja, sementara yang lain dan terpisah set karakteristik pekerjaan menyebabkan ketidakpuasan di tempat kerja. Teori ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan sikap kerja dan produktivitas, administrator harus mengenali dan menghadiri kedua set karakteristik dan tidak menganggap bahwa peningkatan dalam kepuasan menyebabkan penurunan ketidakpuasan unpleasurable.
McClelland’s Acquired-Needs Theory
David McClelland mengusulkan bahwa kebutuhan khusus individu diperoleh dari waktu ke waktu dan dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang. Sebagian besar kebutuhan ini dapat digolongkan sebagai baik prestasi, afiliasi, atau kekuasaan. Motivasi seseorang dan efektivitas dalam fungsi pekerjaan tertentu dipengaruhi oleh tiga kebutuhan. Teori McClelland kadang-kadang disebut sebagai teori membutuhkan tiga atau sebagai teori kebutuhan yang dipelajari.
McGregor’s Theory X and Theory Y
Teori X dan Teori Y adalah teori-teori motivasi manusia diciptakan dan dikembangkan oleh Douglas McGregor di MIT Sloan School of Management pada tahun 1960 yang telah digunakan dalam manajemen sumber daya manusia , perilaku organisasi , komunikasi organisasi dan pengembangan organisasi . They describe two contrasting models of workforce motivation. Mereka menggambarkan dua model kontras motivasi tenaga kerja.Untuk McGregor, Teori X dan Y tidak ujung yang berbeda dari kontinum yang sama. Rather they are two different continua in themselves. Melainkan mereka adalah dua continua yang berbeda dalam diri mereka. Thus, if managers need to apply Theory Y principles, that does not preclude them from being a part of Theory X & Y. Jadi, jika manajer perlu menerapkan prinsip-prinsip Teori Y, yang tidak menghalangi mereka dari menjadi bagian dari Teori X & Y.
Thamhain and Willemon’s Ways to Have Influence on Projects
1. Authority : Hak hierarki sah untuk masalah perintah.
2. Tugas : Kemampuan manajer pryek dianggap untuk mempengaruhi tugas seorang pekerja.
3. Anggaran : Kemampuan manajer proyek untuk otorisasi penggunaan lain dana discretionary.
4. Promosi : Kemampuan untuk meningkatkan posisi pekerja.
5. Uang : Kemampuan untuk kenaikan gaji pekerja dan keuntungan.
6. Hukuman : Kemampuan manajer proyek menyebabkan hukuman.
7. Tantangan Kerja : Kemampuan untuk menetapkan pekerjaan yang mengkapitalisasi pada kenikmatan seorang pekerja dalam melakukan tugasnya.
8. Keahlian : Manajer proyek menganggap pengetahuan khusus orang lain dianggap penting.
9. Persahabatan : Kemampuan untuk membangun hubungan pribadi yang ramah antara manajer proyek, dll.
Cara mempengaruhi yang dapat membantu dan memperburuk proyek
§ Proyek lebih mungkin untuk berhasil ketika manajer proyek mempengaruhi orang menggunakan keahlian dan tantangan pekerjaan.
§ Proyek lebih mungkin untuk gagal ketika manajer proyek terlalu bergantung pada kewenangan, uang dan hukuman.
Improving Effectiveness-Covey’s 7 Habits
7 kebiasaan Covey’s untuk meningkatkan efektifitas proyek, yaitu :
1. Jadilah proaktif
2. Mulailah dengan akhir dalam pikiran
3. Masukan hal pertama yang pertama
4. Pikirkan menang
5. Carilah pertama untuk memahami, maka harus dipahami
6. Bersinergi
7. Mengasah melihat
Meperbaiki hubungan antara Users dan Developers
Hubungan apapun tidak pernah mudah dijalani selalu butuh usaha dan pengertian. Hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik, akan sulit untuk mengetahui apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya.
Organizational Planning, Work Definition and Assigment
Melibatkan identifikasi dan dokumentasi peran proyek, tanggung jawab, dan pelaporan hubungan. Outputnya meliputi :
§ Bagan organisasi proek
§ Rencana manajemen staffing
§ Matriks tuga tanggung jawab
§ Resource histogram
Staff Acquisition, Resource Loading and Leveling, and Team Development
§ Mendapatkan orang yang memenuhi syarat untuk tim sangat penting.
§ Manajer proyek adalah orang cerdas di tim yang telah melakukan pekerjaan yang buruk merekrut.
§ Rencana staffing dan prosedur perekrutan yang baik adalah penting seperti insentif untuk merekrut dan retensi.
Team Development
Meyers’Briggs Type Indicator (MBTI)
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, sensitive atau intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini adalah instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan. MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan angkatan bersenjata AS. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis). Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung/nyaman pada salah satu arah tertentu. Masing-masing ada sisi positifnya tapi ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala kecenderungan MBTI. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu :
1. Extrovert (E) vs Introvert (I)
2. Sensing (S) vs Intuition (N)
3. Thingking (T) vs Feeling (F)
4. Judging (J) vs Perceiving (p).
Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen Sumber Daya Manusia.
Peranan karyawan bagi sebuah perusahan berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus dibedakan antara mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja. R.Kyosaki menyebutnya dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self employed, employe, pebisnis dan investor.
Karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain dengan menjual jasa mereka; waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahan dan mendapat kompensasi dari perusahan tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga kerja ini masih umum. Karena ada yang tidak bekerja, yang bekerja (pada orang lain/negara/swasta) dan mereka yang bekerja sendiri.
Dalam MSDM para karyawan telah yang menjual jasa-pikiran, tenaga dan waktu- kepada orang lain atau perusahaan. Disini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-masing.
Manajemen komunikasi proyek adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula.
Manajemen komunikasi proyek (MKP) dibutuhkan untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pengembangan proyek, hasil-hasil kerja proyek, dan melakukan kooordinasi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Manajemen komunikasi proyek menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan. Terdiri dari identifikasi stakeholders, perencanaan komunikasi, distribusi informasi, mengelola stakeholder dan pelaporan kinerja.
- Identifikasi Stakeholders
Identifikasi Stakeholder adalah proses yang mengidentifikasi orang, kelompok, atau organisasi yag dapat memberikan dampak atau yang terkena dampak atas keputusan dan hasil proyek. Lalu melakukan analisis dan dokumentasi informasi yang relevan terkait kepentingan, keterlibatan, ketergantungan, pengaruh, dampak potensial terhadap kesuksesan proyek. Output proses ini akan memberikan benefit kepada tim proyek terutama project manager untuk mengelola para stakeholder tersebut.
Tujuan akhir dari manajemen proyek adalah untuk memenuhi atau melampaui kebutuhan dan harapan stakeholder dari proyek. Dalam rangka untuk melakukan itu, harus terlebih dahulu mengidentifikasi siapa stakeholder dalam suatu proyek. Stakeholders merupakan orang-orang yang terlibat atau dipengaruhi oleh proyek, termasuk sponsor proyek, tim proyek, staf pendukung, pelanggan, pengguna, supplier, dan musuh proyek.
Adapun beberapa contoh stakeholder proyek adalah sebagai berikut:
a. Sponsor
Merupakan pihak pemilik. Dalam konteks sebagai kontraktor, sponsor adalah manajemen perusahaan.
Merupakan pihak pemilik. Dalam konteks sebagai kontraktor, sponsor adalah manajemen perusahaan.
b. Customer dan user
Merupakan pihak yang akan memanfaatkan hasil dari pelaksanaan proyek. Contoh jika proyek adalah berupa pembangunan apartemen, maka customer adalah pihak pembeli apartemen.
Merupakan pihak yang akan memanfaatkan hasil dari pelaksanaan proyek. Contoh jika proyek adalah berupa pembangunan apartemen, maka customer adalah pihak pembeli apartemen.
c. Seller
Merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan proyek. Dalam konteks Owner, maka seller adalah para main contractor dan main distributor yang diadakan langsung. Sedangkan bagi kontraktor dan subkontraktor, seller adalah pemasok barang, material, alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
Merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan proyek. Dalam konteks Owner, maka seller adalah para main contractor dan main distributor yang diadakan langsung. Sedangkan bagi kontraktor dan subkontraktor, seller adalah pemasok barang, material, alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
d. Business Partners
Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan bisnis dengan adanya proyek tersebut setelah proyek beroperasi. Contoh, jika proyek adalah terminal bandara, maka pihak airlines, pemasok bahan bakar pesawat, pemasok makanan, penyedia layanan komunikasi, dapat dikatakan sebagai business partner.
Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan bisnis dengan adanya proyek tersebut setelah proyek beroperasi. Contoh, jika proyek adalah terminal bandara, maka pihak airlines, pemasok bahan bakar pesawat, pemasok makanan, penyedia layanan komunikasi, dapat dikatakan sebagai business partner.
e. Organizational Groups
Merupakan pihak yang berupa kelompok organisasi yang terkait dengan proyek.
Merupakan pihak yang berupa kelompok organisasi yang terkait dengan proyek.
f. Functional Manager
Merupakan pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek dimana fungsinya adalah sebagai supporting. Contohnya adalah manajer keuangan, manajer SDM, manajer pemasaran, dll.
Merupakan pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek dimana fungsinya adalah sebagai supporting. Contohnya adalah manajer keuangan, manajer SDM, manajer pemasaran, dll.
g. Institusi Keuangan
Merupakan pihak yang berkaitan dengan proses pendanaan proyek, seperti bank atau lembaga keuangan yang lain.
Merupakan pihak yang berkaitan dengan proses pendanaan proyek, seperti bank atau lembaga keuangan yang lain.
h. Pemerintah Pusat dan Setempat
Merupakan pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan proyek, seperti Departemen pemerintah terkait yaitu PU, Perhubungan, Lembaga Auditor, dll. Sedangkan pemerintah setempat cukup berjenjang mulai dari Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga Propinsi.
Merupakan pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan proyek, seperti Departemen pemerintah terkait yaitu PU, Perhubungan, Lembaga Auditor, dll. Sedangkan pemerintah setempat cukup berjenjang mulai dari Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga Propinsi.
i. Expert
Merupakan pihak yang dianggap ahli yang berperan terhadap pelaksanaan proyek. Contoh adalah ahli struktur, ahli kontrak, ahli pemasaran, dll.
Merupakan pihak yang dianggap ahli yang berperan terhadap pelaksanaan proyek. Contoh adalah ahli struktur, ahli kontrak, ahli pemasaran, dll.
j. Consultans
Merupakan pihak yang berperan dalam membantu pemilik proyek dalam merencanakan, mengawasi dan mengendalikan proyek.
Merupakan pihak yang berperan dalam membantu pemilik proyek dalam merencanakan, mengawasi dan mengendalikan proyek.
k. Staf Proyek
Merupakan individu-individu yang menjadi karyawan atas organisasi proyek. Seperti staf pemilik proyek, staf kontraktor, staf konsultan, dll.
Merupakan individu-individu yang menjadi karyawan atas organisasi proyek. Seperti staf pemilik proyek, staf kontraktor, staf konsultan, dll.
l. Lingkungan sekitar proyek
Merupakan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar proyek yang dapat berupa individu, kelompok, ataupun perusahaan.
Merupakan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar proyek yang dapat berupa individu, kelompok, ataupun perusahaan.
Informasi tentang stakeholders disimpan dalam dokumen:
- Stakeholder register, yang berisi: nama, posisi, internal/eksternal dlm organisasi, peran dan informasi kontak.
- Stakeholder management strategy: pendekatan untuk meningkatkan dukungan stakeholders selama proyek berlangsung, meliputi: nama, tingkat ketertarikan dalam proyek, tingkat pengaruh dalam proyek, dan strategi manajemen untuk memperoleh dukungan dari masing-masing stakeholder.
2. Perencanaan Komunikasi
Mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek. Proses ini biasanya terjadi sebagai bagian dari Grup Proses Perencanaan. Perencanaan komunikasi merupakan proses yang sangat penting dalam proyek, mengingat seringnya kegagalan proyek terkait dengan kegagalan komunikasi.
Mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek. Proses ini biasanya terjadi sebagai bagian dari Grup Proses Perencanaan. Perencanaan komunikasi merupakan proses yang sangat penting dalam proyek, mengingat seringnya kegagalan proyek terkait dengan kegagalan komunikasi.
Informasi yang terkandung dalam Rencana Manajemen Komunikasi (Communication Management Plan ), antar lain :
- Kebutuhan komunikasi stakeholders
- Informasi, termasuk format, isi dan level detail
- Siapa penerima dan pembuat informasi
- Metode/ teknologi untuk menghasilkan informasi
- Frekuensi komunikasi
- Prosedur eskalasi untuk menyelesaikan masalah
- Prosedur revisi untuk memperbarui rencana manj komunikasi
- Daftar istilah/ terminologi
3. Distribusi Informasi
Proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder. Proses ini terjadi di seluruh Grup Proses Pelaksana. Distribusi informasi dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan informasi proyek bagi orang yang tepat, pada waktu yang tepat dengan format yang padat informasi. Manajer proyek dan tim proyek harus dapat memutuskan cara terbaik untuk mendistribusikan informasi proyek. Setelah melakukan perencanaan komunikasi, hasil yang diperoleh adalah rencana manajemen komunikasi. Langkah selanjutnya adalah pendistribusian informasi. Dalam melakukan pendistribusian informasi dibutuhkan input berupa perencanaan manajemen komunikasi dengan menggunakan alat dan teknik berupa kemampuan komunikasi, metode distribusi informasi, proses pembelajaran, serta sistem informasi. Hasil atau output dari proses distribusi informasi ini adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi proyek dan perubahan permintaan.
Bentuk distribusi komunikasi pada proyek ada beberapa macam antara lain adalah:
- Rapat-rapat(meetings).
- Distribusi dokumen berupa hardcopy.
- Distribusi data melalui media elektronik seperti electronic mail/E-mail, mesin fax, dan lain-lain.
- Alat dan Teknik Untuk Distribusi Informasi
- Keterampilan Komunikasi. Keterampilan komunikasi yang digunakan untuk bertukar informasi. Pengirim informasi bertanggung jawab untuk membuat informasi yang jelas, tidak membingungkan, dan lengkap, sehingga penerima dapat menerima dengan benar, dan untuk menegaskan bahwa itu adalah benar dipahami. Penerima bertanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang diterima secara keseluruhan dan dipahami dengan benar. Berkomunikasi memiliki banyak dimensi :
- Ditulis dan diucapkan, mendengar dan berbicara.
- Internal (dalam proyek) dan eksternal (dengan pelanggan, media, masyarakat, dll).
- Formal (laporan, briefing, dll) dan informal (memo, ad hoc percakapan, dll)
- Vertikal (atas dan bawah organisasi) dan horixontal (dengan sesama)
- Sistem Pengambilan Informasi. Informasi dapat digunakan bersama oleh anggota tim dan stakeholder melalui berbagai metode termasuk sistem pengarsipan manual, database elektronik, perangkat lunak manajemen proyek, dan sistem yang memungkinkan akses ke dokumentasi teknis seperti gambar teknik, spesifikasi desain, rencana uji, dll.
- Metode Distribusi Informasi. Informasi proyek boleh didistribusikan dengan menggunakan berbagai metode termasuk pertemuan-pertemuan proyek, hard copy distribusi dokumen, berbagai akses ke database elektronik jaringan, fax, surat elektronik, voice mail, konferensi video, dan proyek intranet.
- Output dari Distribusi Informasi
- Catatan Proyek. Catatan proyek dapat mencakup korespondensi, memo, dan dokumen yang menggambarkan proyek. Informasi ini harus, sejauh mungkin dan sesuai, dipertahankan dalam cara yang terorganisir. Anggota tim mungkin sering menyimpan catatan pribadi dalam buku catatan proyek.
- Laporan Proyek. Laporan formal proyek atas status proyek dan/ atau masalah proyek.
- Presentasi Proyek. Tim proyek memberikan informasi secara formal, maupun informal kepada setiap atau semua stakeholder proyek.
5. Mengelola Stakeholders
Proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi. Mengelola Stakeholder terjadi dalam Monitoring dan Pengendalian Proses Grup. Mengelola stakeholder berkaitan dengan memuaskan kebutuhan para stakeholder proyek dan menyelesaikan setiap isu yang diangkat oleh stakeholder proyek.
Ini adalah ide yang baik untuk mengingat bahwa kegiatan dan tanggung jawab dalam proses di atas akan tergantung pada proyek di tangan. Sebuah proyek yang lebih kecil jelas tidak akan memiliki standar komunikasi yang sama sebagai proyek yang lebih besar. Titik penting adalah bahwa semua komunikasi harus efektif, akurat, dan perhatian dari persyaratan proyek. Proses proyek komunikasi menyediakan metodologi untuk berhasil menerapkan strategi komunikasi proyek Anda. Selain meyakinkan stakeholder informasi dan terlibat dalam proyek.
Dengan menggunakan Proses Komunikasi, kita dapat:
- Jelas mengidentifikasi proyek kita
- Identifikasi stakeholder kebutuhan komunikasi kita
- Menjalankan jenis aktivitas komunikasi untuk mengirimkan pesan kita
- Pastikan orang yang tepat menerima informasi yang tepat pada waktu yang tepat
6. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang kinerja untuk memberikan informasi kepada stakeholder tentang bagaimana sumber daya digunakan untuk mencapai tujuan proyek. Proses ini meliputi :
- Status pelaporan. Menggambarkan dimana proyek sekarang berdiri, misalnya status yang berhubungan dengan jadwal dan anggaran.
- Kemajuan pelaporan. Menggambarkan apa yang sudah dicapai oleh tim proyek, misalnya persentase jadwal yang selesai, atau apa yang sudah selesai dibandingkan dengan apa yang sedang dalam proses.
- Memprediksi status dan kemajuan proyek dikemudian hari.
Pelaporan kinerja umumnya harus memberikan informasi tentang ruang lingkup, jadwal, biaya, dan kualitas. Banyak proyek juga membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengadaan.
Source
:
https://meandmyheart.files.wordpress.com/2010/04/manajemen-waktu-proyek.ppt+proses+manajemen+waktu+PROYEK
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
http://www.keuanganlsm.com/article/apa-itu-pert-program-evaluation-and-review-technique/
http://www.keuanganlsm.com/wp-content/uploads/2011/04/Pert_chart_colored.jpg
https://www.microsoft.com/id-id/microsoft-365/growth-center/resources/5-project-management-software-features-your-team-isnt-using
https://manprountel.wordpress.com/project-cost-management/
https://faridwebster.blogspot.com/2017/01/rangkuman-manajemen-proyek-dan-manajemen-resiko.html
http://wmahendra.blogspot.com/2013/11/7-project-cost-management-manajemen.html
https://manprountel.wordpress.com/project-cost-management/
https://faridwebster.blogspot.com/2017/01/rangkuman-manajemen-proyek-dan-manajemen-resiko.html
http://wmahendra.blogspot.com/2013/11/7-project-cost-management-manajemen.html
0 comments:
Post a Comment